Perubahan Perilaku Komunikasi Digital: Etika Komunikasi di Media Baru (Internet) dalam Pandangan Islam
Oleh: Ichwan Muttaqin, M.E.Sy.
Transformasi teknologi digital telah merubah cara manusia berinteraksi, termasuk dalam berkomunikasi. Media baru, seperti media sosial dan platform internet, memberikan ruang bagi individu untuk berbicara dan menyebarkan informasi secara cepat. Namun, perubahan ini juga memunculkan isu terkait etika dalam komunikasi, seperti maraknya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan hilangnya privasi. Dari perspektif Islam, etika dalam berkomunikasi di dunia digital tetap harus mengikuti nilai-nilai yang berlandaskan Al-Quran dan Hadis.
Perubahan Perilaku Komunikasi Digital
Komunikasi digital berkembang pesat dengan hadirnya media sosial, yang memungkinkan komunikasi instan. Perubahan ini mengakibatkan:
- Kecepatan penyebaran informasi: Informasi dapat tersebar dalam hitungan detik tanpa batasan geografis.
- Kemudahan akses: Siapapun dapat berbicara atau menyebarkan informasi, baik benar maupun salah.
- Potensi anonimitas: Banyak orang berkomunikasi tanpa menyertakan identitas asli, yang mempengaruhi kejujuran dan tanggung jawab dalam berkomunikasi.
Etika Komunikasi dalam Pandangan Islam
slam memandang komunikasi sebagai sarana untuk menyampaikan kebaikan, kebenaran, dan mempererat tali silaturahmi. Etika komunikasi yang dianjurkan dalam Islam mencakup beberapa prinsip berikut:
- Kejujuran (As-Sidq): Dalam Al-Quran, kejujuran sangat dianjurkan. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 42, “Dan janganlah kamu mencampuradukkan yang benar dengan yang batil dan janganlah kamu menyembunyikan yang benar, padahal kamu mengetahuinya.” Dalam konteks komunikasi digital, ini berarti menghindari penyebaran informasi palsu atau hoaks.
- Tanggung Jawab (Amanah): Prinsip amanah mendorong seorang Muslim untuk bertanggung jawab atas apa yang diucapkan dan disebarkan. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 70, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” Ini mengisyaratkan bahwa tanggung jawab harus menjadi dasar komunikasi, baik lisan maupun tertulis.
- Kesopanan (Al-Ma’ruf): Dalam Islam, komunikasi harus dilakukan dengan cara yang sopan, tidak menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan orang lain. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 11, Allah melarang perbuatan menghina dan mencela antar sesama.
- Saling Menghargai (Al-Ihtiram): Setiap Muslim diwajibkan menghargai perbedaan pendapat dan hak orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berperilaku baik terhadap sesama. Dalam komunikasi digital, hal ini berarti menghindari ujaran kebencian dan menghormati hak privasi orang lain.
Prinsip Etika Komunikasi Islami di Media Digital
Beberapa prinsip etika Islami yang harus diterapkan dalam komunikasi digital adalah:
- Tabayyun (Memastikan Kebenaran Informasi): Menghindari penyebaran informasi sebelum memastikan kebenarannya sesuai dengan QS. Al-Hujurat ayat 6.
- Tahan dari Ujaran Kebencian dan Fitnah: Menjauhi perilaku saling mencela atau fitnah di media sosial.
- Menghormati Privasi Orang Lain: Rasulullah SAW dalam berbagai hadis melarang untuk mengganggu dan merusak nama baik orang lain.
- Memberi Informasi yang Bermanfaat: Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam.”
Perkembangan komunikasi digital harus diikuti dengan peningkatan kesadaran akan etika komunikasi sesuai ajaran Islam. Prinsip-prinsip Islam menuntun setiap Muslim untuk berkomunikasi dengan cara yang jujur, bertanggung jawab, sopan, dan saling menghargai, termasuk di media digital. Penerapan etika komunikasi Islami dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan internet dan media sosial, serta menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih sehat dan konstruktif.
Daftar Pustaka
- Al-Quran Al-Karim.
- Al-Bukhari dan Muslim, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
- Al-Ghazali. Ihya Ulumuddin.
- Tim Penyusun. (2020). Etika Berkomunikasi dalam Islam di Era Digital. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- Rakhmat, Jalaluddin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- Hamzah, Syamsul. (2017). “Etika Komunikasi dalam Islam: Telaah Konseptual.” Jurnal Komunikasi Islam, 9(2), 123-136.