xr:d:DAE7svNOo9o:459,j:912376529601465130,t:23072506

Pengertian, Ruang Lingkup dan Perkembangan Ilmu Manajemen
Oleh: Ichwan Muttaqin, S.E., M.E.Sy.

Pendahuluan

Manajemen telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun organisasi. Dalam dunia modern, keberhasilan sebuah organisasi sangat bergantung pada penerapan prinsip-prinsip manajemen yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, pemahaman tentang pengertian, ruang lingkup, dan perkembangan manajemen menjadi hal yang esensial bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Kehidupan hari ini merupakan rangkaian manajemen yang tentunya dapat kita rasakan. Baik pada hal yang positif (dengan penerapan manajemen yang baik) atau kah pada sisi negatif (hasil rangkain yang tidak organisir dengan baik). Meminjam qaul yang di sampikan oleh Ali Bin Abi Thalib r.a bahwasannya “Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir” ini menegaskan konsep manajemen menjadi tumpuan utama dalam kehidupan. Mikro maupun makro kehidupan akan selalu bergantung pada sisi manajemen baik secara individu maupun lembaga yang lebih besar.

Pengertian

Pada tahun 1916 ilmu manajemen telah di definisiakn oleh Faylo dalam Administration Industrielle et Générale bahwa Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi sumber daya untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Dalam perspektif modern, manajemen juga mencakup pengambilan keputusan dan pengelolaan hubungan manusia. Pada pengertian yang lebih luas ilmu manajemen adalah disiplin yang berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Sebagai disiplin akademik, ilmu manajemen memadukan seni dan ilmu dalam praktiknya, seperti yang dijelaskan oleh para ahli dalam berbagai konsep dan teori.

Sementara, Manajemen dalam Islam adalah upaya untuk mengatur sumber daya secara efisien dan efektif dalam bingkai nilai-nilai syariat. Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, konsep manajemen tidak hanya berbicara tentang efektivitas dan efisiensi, tetapi juga memuat nilai-nilai spiritual, moral, dan etika yang membedakannya dari konsep manajemen konvensionalseperti. Salah satu ayat yang fundamental berbicara terkait manajemen adalah :

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
(QS. Ash-Shaff: 4)

Ruang Lingkup.

Ruang lingkup Manajemen adalah serangkaian langkah yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal senada dengan apa yang di sebutkan manjemen dalam Islam, yakni:

  1. Tahdzim (Planning) yaitu perencanaan atau gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan datang dengan waktu, metode tertentu. Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka. Seperti pada hadits: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang jika melakukan sesuatu pekerjaan,dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas)”. (HR. Thabrani).
  2. Tandzim (Organizing) Organization merupakan wadah tentang fungsi setiap orang,hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal. Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Allah berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masaJahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah beradadi tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. DemikianlahAllah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS.Ali-Imran: 103).
  3. Tansiiq (Coordination) yaitu upaya untuk mencapai hasil yang baik dengan seimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang diidamkan. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhannya danjanganlah kamu turuti langkah-langkah setan, karena setan itu musuhmu yang nyata”. (QS. Al-Baqarah: 208).
  4. Raqaabah (Controling) yaitu pengamatan dan penelitian terhadap jalannyaplanning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pemimpin untuk lebih baik darianggotanya, sehingga kontrol yang ia lakukan akan efektif. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” (QS. Ash- Shaff: 2).
  5. Targiib (Motivation) yaitu menggerakkan kinerja semaksimal mungkindengan hati sukarela. Masalah yang berhubungan dengan motivasi Allah telah berfirman: “Dan bahwasanya manusia tiada memperoleh selain dari apa yang diusahakannya”.(QS. An-Najm: 39)
  6. Khalifah (Leading) yakni mengatur, memimpin segala aktivitas kepadatujuan. Dalam Al-Al-Qur’an banyak membahas tentang kepemimpinan. Diantaranya firman Allah SWT dalam surat Al-An’am sebagai berikut: “Dialah yang menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan ditinggikanNya sebagian kamu atas sebagian yang lain berapa derajat, sebagai cobaan bagimu tentang semua yang diberikan-Nya kepadamu…” (QS. Al-An’am: 165).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *