Manajemen strategik merupakan disiplin ilmu yang penting dalam mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang. Manajemen strategik pasti akan selalu digunakan dalam setiap jenis organisasi. Teori umum telah banyak dikemukakan mengenai ilmu ini di antaranya:
- Michael E. Porter. Lima Kekuatan Kompetitif (Five Forces Framework).
Teori ini menjelaskan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi daya saing perusahaan, yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ancaman produk substitusi, dan persaingan antar perusahaan dalam industri.(Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors 1980). - Igor Ansoff. Matriks Ansoff (Ansoff Matrix). Alat strategis untuk merumuskan strategi pertumbuhan perusahaan melalui pengembangan pasar, produk, penetrasi pasar, atau diversifikasi. (Corporate Strategy 1965).
- Henry Mintzberg. Strategi Sebagai Proses (Emergent Strategy). Mintzberg menekankan bahwa strategi bukan hanya hasil perencanaan, tetapi juga dapat muncul secara bertahap dalam pelaksanaan. (The Rise and Fall of Strategic Planning 1994).
- Peter Drucker : Manajemen Berdasarkan Tujuan (Management by Objectives – MBO). Pendekatan yang menekankan pentingnya tujuan bersama antara manajemen dan karyawan dalam meningkatkan produktivitas organisasi. (The Practice of Management 1954).
- Jay Barney Sumber Daya Berbasis Perusahaan (Resource-Based View – RBV). Fokus pada sumber daya internal perusahaan yang unik dan sulit ditiru sebagai keunggulan kompetitif. (“Firm Resources and Sustained Competitive Advantage” 1991).
- Fred R. David. Kerangka Kerja Manajemen Strategik. Menyusun tahapan analisis internal dan eksternal, formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. (Strategic Management: Concepts and Cases.
- Kaplan & Norton Balanced Scorecard. Alat manajemen strategik untuk mengukur kinerja organisasi dari empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran/pertumbuhan. (The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action (1996).
Dalam Islam, konsep manajemen strategik tidak hanya mengedepankan aspek efisiensi dan efektivitas, tetapi juga nilai-nilai moral dan spiritual. Artikel ini akan membahas manajemen strategik dalam perspektif Islam dengan mengacu pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis, serta referensi literatur modern.
A. Hirarki Manajemen Strategik
Hirarki manajemen strategik mencakup tiga tingkatan utama:
- Tingkat Korporat: Fokus pada keputusan strategis jangka panjang yang mencakup visi dan misi organisasi. Dalil: “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain).” (QS. Al-Insyirah: 7)
- Tingkat Bisnis: Mengatur strategi yang spesifik untuk unit-unit bisnis.
- Tingkat Fungsional: Melibatkan pelaksanaan strategi di tingkat operasional, seperti pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Dalil: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” (QS. Al-Anfal: 60).
B. Proses Manajemen Strategik
Proses manajemen strategik terdiri dari beberapa tahapan:
- Formulasi Strategi: Identifikasi visi, misi, dan analisis lingkungan internal dan eksternal.
- Implementasi Strategi: Pelaksanaan strategi yang telah dirumuskan.
- Evaluasi dan Pengendalian: Monitoring dan penyesuaian strategi jika diperlukan.
Dalil: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur…” (QS. Ash-Shaff: 4).
C. Hubungan Misi dan Tujuan
Misi adalah pernyataan tentang alasan keberadaan organisasi, sedangkan tujuan adalah hasil spesifik yang ingin dicapai. Dalam Islam, misi dan tujuan harus sejalan dengan maqashid syariah (tujuan syariah). Dalil: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
D. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi dalam Islam mencakup aspek duniawi dan ukhrawi, seperti kesejahteraan masyarakat, pendidikan, dan keadilan. Dalil: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi…” (QS. Al-Qashash: 77).
E. Faktor yang Mempengaruhi Perumusan Tujuan
- Nilai-Nilai Islam: Seperti kejujuran (shidq) dan amanah.
- Lingkungan Internal dan Eksternal: Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Dalil: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah…” (QS. An-Nisa: 9).
F. Jenis-Jenis Tujuan Organisasi
- Tujuan Jangka Panjang: Seperti keberlanjutan organisasi.
- Tujuan Jangka Pendek: Fokus pada pencapaian target operasional.
- Tujuan Sosial: Memberikan manfaat kepada masyarakat. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad).
G. Manajemen Objectives (MBO)
Manajemen Berdasarkan Tujuan (MBO) adalah pendekatan yang melibatkan penetapan tujuan bersama antara manajer dan karyawan.
- Tahapan MBO:
- Penetapan tujuan.
- Pengembangan rencana aksi.
- Monitoring kemajuan.
- Evaluasi dan umpan balik.
- Implementasi dalam Islam: “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung.” (HR. Al-Bukhari).
Manajemen strategik dalam Islam mengintegrasikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan landasan nilai-nilai spiritual dan etika. Dalam setiap tahapan, prinsip-prinsip syariah harus dijadikan pedoman untuk mencapai keberkahan dan kesejahteraan. Dengan pendekatan ini, organisasi tidak hanya mencapai kesuksesan duniawi, tetapi juga keberhasilan ukhrawi.