Konsep Dasar Manajemen
Oleh: Ichwan Muttaqin, M.E.Sy.
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian, karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung, baik disadari ataupun tidak disadari
Konsep dasar manajemen dalam perspektif Islam merujuk pada upaya mengelola sumber daya manusia, material, dan non-material secara efektif dan efisien berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Hal ini mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan maqashid syariah (tujuan-tujuan syariat).
Secara definisi Manajemen dalam Islam adalah seni atau ilmu mengelola segala sesuatu yang diberikan Allah (sumber daya) untuk kemaslahatan dunia dan akhirat. Prinsip utama yang mendasari manajemen Islam adalah konsep amanah (tanggung jawab) dan ihsan (berbuat terbaik).
Pilar-Pilar Manajemen dalam Islam
- Tauhid (Keimanan kepada Allah), Semua aktivitas manajemen bermula dari kesadaran bahwa manusia adalah hamba Allah dan khalifah di bumi. Tauhid menjadi landasan dalam menetapkan tujuan dan cara kerja. sebuah pendekatan dalil dalam QS. Al Baqarah ayat 30 mengenai fitrah dan amanah penciptaan manusia adalah khalifah/pemimpin. “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Selain dari pendekatan dalil di atas amanah penciptaan manusia di tujukan hanya untuk ibadah seperti mana pada firman Allah SWT pada QS. Adz-Dzariyat: 56. “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Pada simpulnya pilar pertama manusia melakukan manajemen kehidupan adalah tauhid.
- Syariah (Hukum dan Etika Islam), pilar ini memberikan arah agar road maps manajemen dalam kehidupan menggunakan syariah (hukum dan etika Islam). Dalam Al Quran dijelaskan tidak ada hukum atau etika yang menjadi landasan hidup seorang muslim melainkan hukum dan etika Islam. Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya. Dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85). Dengan penjelasan tersebut segala proses manajemen harus berlandaskan aturan dan etika yang sesuai dengan syariat. Hal ini mencakup kejujuran, keadilan, dan larangan terhadap cara-cara yang haram.
- Amanah (Tanggung Jawab). Manajemen harus dibangun pada dasar amanah, amanah terhadap diri sendiri, amanah terhadap keluarga hingga amanah yang bersifat makro yang lebih besar. Dasar amanah ini yang menjadi pilar. “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An Nisa: 58)
- Maslahah (Kemaslahatan Umum). Kemaslahatan merupakan kunci yang dibangun dalam manajemen. Islam memberikan garansi memiliki system yang mampu mengatasi problematika kehidupan. Kemasalahatan ini yang akan menjadi penjawab bahwa Islam merupakan rahmat untuk seluruh Alam. “Dan kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.” (QS. Al Anbiya: 107)
Karakteristik Manajemen Islam
- Kebaikan di Akhirat dan di dunia Manajemen dalam Islam harus mampu membawa seseorang mencapai tujuan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat. Konsep manajemen Islam tidak mengajarkan tentang kapitalis, sosialis, maupun liberalis Islam memberikan garansi manajemen keseimbangan dunia dan akhirat.
- Prinsip Keadilan: Tidak ada diskriminasi atau ketidakadilan dalam pembagian tugas, hak, dan kewajiban. Keadilan yang dibangun dalam hubungan manusia harus mampu di ejawantahkan dalam tataran kinerja. Prinsip keadilan akan menjunjung tinggi hak dan kewajiban seseorang, jika hak ini tidak terpenuhi maka akan ada kedzaliman yang terjadi. Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran ayat 19 “..Maka tegakkanlah keadilan…” menjadi perintah yang perlu di lakukan dalam penerpan manajemen berdasarkan keadilan.
- Musyawarah (Syura): Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk menghasilkan keputusan terbaik. Karakteristik ini menjadi ciri dari manajemen Islam, bahkan dalam manajemen konplik musyawarah menjadi hal utama dalam penanganannya seperti mana firman Allah SWT dalam QS Ali Imran ayat 159. “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
- Etika dan Akhlak: Manajemen Islam selalu menekankan akhlak mulia dalam semua aspek pengelolaan. Etika dan Akhlak Rasulullah SAW harus menjadi pijakan utama. “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
Islam diyakini mengandung prinsip dasar menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Penafsiran atas Al Quran dan Hadits perlu senantiasa dilakukan. Hal ini penting dilakukan termasuk pada konsep dasar manajemen yang dibangun, sebab pada satu sisi wahyu dan kenabian telah berakhir sedangkan pada sisi yang lain kondisi zaman selalu berubah seiring dengan perkembangan pemikiran manusia dan tetap mutlak diperlukannya petunjuk yang benar bagi manusia.