Membangun Ekonomi Keluarga ala Rasulullah SAW.
Oleh: Ichwan Muttaqin, M.E.Sy.
Saat Islam berbicara ekonomi tentu Ekonomi ala Rosulullah SAW yang harus dikedepankan. Islam sebagai agama yang sempurna membahas betul perihal ekonomi. Bahkan Allah SWT menyematkan firmannya dalam QS Al Baqarah ayat 282 menjelaskan salah satu masalah ekonomi secara eksplisit dan terperinci. Selain itu pribadi Rosulullah SAW merupakan sosok Enterpreneur yang perlu di contoh sebagai grend design kita dalam menjalankan roda ekonomi.
A. Memahami Makna Harta dalam Islam
1. Harta dan anak-anak adalah perhiasan dunia
ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan (Al Kahfi ayat46)
2. Menurut Dr. Muhammad Mustafa Syalabi dalam al madkhal fi at ta’rif bi al fiqh al islami wa qawaid al milkiyyah wa aluqud fih, Harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya
3. Harta adalah Milik Allah SWT yang diserahkan kepada Manusia
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. ( Al Mulk ayat 15)
B. Kaidah-kaidah Membangun Prinsip Ekonomi Syariah dalam keluarga
1. Percaya kepada ketetapan Allah dan selalu bersyukur
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim ayat 7)
2. Berikhtiar dan bertawakal kepada Allah SWT
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At Talaq ayat 3)
3. Percaya bahwasanya istigfar dan tawakal merupakan asbab datangnya rezeki
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, ( Nuh ayat 10-11).
Penulis adalah: Dosen STAI PERSIS Jakarta, Bidgar Ekonomi PW. PERSIS DKI Jakarta, Kadiv. Pendayagunaan LAZ PERSIS DKI Jakarta serta Ketua II Forum Zakat (FOZ) Wilayah DKI Jakarta